
Srie Muldrianto, Ketua PC Muhammadiyah Purwakarta. Refleksi Logika, 27/01/25
Pengetahuan berdasarkan asal-usulnya dapat dibagi pada 4 bagian yaitu:
- Pengetahuan yang berasal dari panca indera, seperti pengetahuan manusia tentang warna yang dapat dilihat oleh mata, pengetahuan manusia tentang rasa pahit atau manis yang dapat dirasakan melalui lidah, pengetahuan manusia tentang lembut atau kasar yang dapat diraba oleh kulit, pengetahuan manusia tentang bau harum atau busuk yang dapat dicium oleh hidung, pengetahuan manusia tentang suara yang berbeda-beda yang hanya dapat didengar lewat telinga. Kelima pengetahuan indera ini kadang tidak bisa saling menggantikan, seperti suara tidak dapat dilihat, atau warna tidak dapat didengar dan lain-lain.
- Pengetahuan yang berasal dari imajinasi seperti membandingkan lebih tinggi, lebih gelap dll, mencampurkan seperti membayangkan hujan dan uang jadi hujan uang atau memadukan warna dengan baju jadi baju merah atau kuning, kita tidak dapat menemukan realita hujan uang dan warna merah dan kuning tanpa ada, bajunya atau bendanya, tetapi imajinasi kita dapat mengetahui ada warna merah atau kuning. Pengetahuan imajinasi ini sangat penting bagi manusia misalnya bagi pemain catur atau politisi yang bisa membayangkan 5 langkah dalam catur atau dalam politik, jika langkah pertama begitu maka saya begini, kedua begitu sehingga dapat dibayangkan lima langkah sebagai antisipasi langkah berikutnya.
- Pengetahuan yang berasal dari wahm (Estimative Faculty) seperti pengetahuan kita tentang cinta, benci, rindu, bosan dan lain sebagainya. Pengetahuan ini dapat dicapai melalui kehadiran dan kadang sulit dibahasakan. Bahasa kadang sulit mengungkapkan jenis pengetahuan ini.
- Pengetahuan akal (intelectual) jenis pengetahuan ini hanya dimiliki oleh manusia dan yang membedakan manusia dengan hewan, seperti menyimpulkan atau mengambil keputusan. Hewan dapat membedakan warna atau mungkin membayangkannya tetapi tidak dapat mengambil kesimpulan misalnya manusia yang memegang api itu panas, jadi dapat menyimpulkan setiap yang seperti api itu panas dan membakar. Berbeda dengan hewan hanya akan mengerti jika dia merasakan panas.
Keempat pengetahuan telah mengkontruksi manusia berpikir atau berpikir manusia dikontruksi oleh keempat pengetahuan ini. Pengetahuan manusia berjalin kelindan antara pengetahuan indera, imajinasi, wahmi, dan akli yang kemudian menjadi persepsi seseorang. Oleh karena itu perlunya peran logika agar berpikir kita, jernih dan benar dan tidak terjadi falasi berpikir.