Kembali Pada Fitrah?

Kembali pada fitrah jika kita artikan mencintai kebenaran, kebaikan dan keindahan maka selain mencintai kebenaran, kebaikan, dan keindahan itu bukan fitrah.

Fitrah adalah aslinya manusia siapapun Ia. Baik beragama Islam ataupun bukan. Sesungguhnya seorang manusia terlahir secara fitrah, dia menjadi tidak benar, tidak baik dan tidak suka pada sesuatu yang indah hanya karena ia hidup terbiasa dengan itu. Siapa yang terlibat dalam membiasakan tidak benar, tidak baik, dan tidak indah?

Orang tua, Guru, dan lingkungannyalah yang membuat seorang anak fitrah menjadi tidak fitrah. Oleh karena itu sejatinya seorang anak dapat dibimbing dan diasuh oleh orang yang tepat. Namun demikian karena fitrah yang inheren(melekat dalam diri manusia) ada dalam diri manusia dapat berubah maka karena kasih sayang Allahlah Tuhan menurunkan wahyu Al Qur’an yang batinnya berbahasa Fitrah dan dhohirnya berbahasa Arab.

Sejatinya setelah puasa ini kita kembali kepada fitrah maka pasca puasa sejatinya kita benar-benar mencintai kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Tapi faktanya?

Al Qur’an kadang disebut adzikir yaitu pengingat agar kita tidak lupa diri dan tetap berada di jalan fitrah. Al Qur’an mengingatkan bahwa kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Oleh karena itu Cinta Allah merupakan kewajiban kalau kita tidak akan hancur, rusak, dan menderita.

Pangkal kerusakan manusia dan alam semesta hanya karena terlalu cinta dunia. Cinta dunia ditandai dengan pikiran, sikap, dan perilaku kita yang tidak menyukai kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Tidak menyukai kebenaran ditandai dengan tidak menyukai Ilmu Pengetahuan, tidak mau belajar, tidak suka membaca, tidak suka berdiskusi, merasa benar sendiri, malas/ tidak mau berpikir dan lain lain. Tidak menyukai kebaikan ditandai dengan malas, tidak bersungguh-sungguh, tidak empahty, tidak simpati dan tidak memiliki welas asih pada sesama dan lingkungan. Tidak menyukai keindahan ditandai dengan hidup tidak harmoni, kotor, tidak tertib, kasar, melakukan kerusakan, melakukan hal yang tidak bermanfaat dan lain-lain.

Nasrum Minallah Wa Fathung Qoriib: Dr. Srie Muldrianto, M.Pd. (Ketua PC Muhammadiyah Purwakarta)

Mohon Maaf Lahir Batin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top