Di tengah suasana sejuk Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, sekelompok anak muda terlihat sibuk menata batu kali di halaman Joglo Rumah Tumbuh. Mereka adalah Rizal dan rekan-rekannya, anak muda yang trampil dan ulet dalam mengolah elemen alam menjadi karya yang bermanfaat.

Dengan penuh ketelatenan, mereka menyusun batu-batu kali menjadi jalan setapak yang mengarah ke bangunan joglo. Setiap batu dipilih dan dipasang dengan pola tertentu agar rapi, nyaman diinjak, dan tetap menyatu dengan alam sekitar.
Menurut Rizal, penggunaan batu kali bukan tanpa alasan. “Batu itu bahan yang mudah didapat, alami, dan kuat. Selain memperindah halaman, ini juga ramah lingkungan,” ujarnya sambil menata batu di sela-sela tanah merah yang mulai lembap setelah hujan.

Selain alasan estetika, jalan batu ini juga memiliki fungsi ekologis. Permukaan batu membantu tanah tetap kering dan tidak becek saat hujan, sekaligus mencegah erosi ringan di sekitar area joglo.
Proses penataan dilakukan dengan mengikuti bentuk alami batu dan kontur tanah, agar jalur tetap nyaman dilewati tanpa menyebabkan rasa sakit di kaki saat berjalan tanpa alas. Kesabaran dan ketelitian menjadi kunci dari hasil akhir yang indah dan fungsional.

Tak hanya membuat jalan, Rizal dan tim juga menanam rumput di area sekeliling joglo, menjadikan halaman yang tadinya gersang perlahan berubah menjadi hamparan hijau yang segar dipandang.
Upaya sederhana ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan bahan yang tersedia di alam sekitar dan tangan-tangan muda yang terampil, halaman Rumah Tumbuh kini menjadi contoh nyata bagaimana karya, keindahan, dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.

