Produsen Pikiran

Pembelajaran PKBM Rumah Tumbuh
Pembelajaran PKBM Rumah Tumbuh

Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mendewasakan peserta didik. Kedewasaan seseorang diukur berdasarkan pada kemerdekaan atau tidak ketergantungan pada orang lain dan rasa tanggungjwab. Dua hal itulah yang menjadi target dan tujuan pendidikan yang utama.

Di lain sisi setiap orang biasanya mendasarkan tindakannya pada pikiran. Oleh karena itu berpikir menjadi kata kunci dalam sebuah tindakan. Allah SWT. Telah memilih kita yaitu manusia untuk mengemban akal dan pikiran. Oleh karena itu semua orang tanpa kecuali harus mempertanggungjawabkan amanat dari Tuhan berupa akal pikiran agar digunakan semaksimal mungkin.

Tugas utama dan pertama manusia itu adalah belajar dengan memaksimalkan penggunaan akal dan pikiran. Artinya semua kita memiliki tanggungjawab untuk memproduksi pikiran dan tidak hanya sebagai konsumen pikiran orang lain. Inilah yang disebut sebagai sebuah kemerdekaan atau kemandirian, mandiri dalam berpikir dengan menghasilkan pikiran minimal untuk diri sendiri. Kita diharamkan hanya ikut-ikutan tanpa berpikir.

Setiap orang memiliki batasan dan kapasitas tertentu dalam berpikir. Tetapi bukan berarti selamanya kita harus mengkonsumsi pikiran orang lain tanpa refleksi dan tanpa melibatkan pikiran kita sendiri. Berpikir dapat dilakukan melalui berbagai tingkatan dari yang mudah hingga yang susah, dari yang cepat (past) hingga yang lambat, dari yang rendah (LOTS) hingga yang tinggi (HOTS). Semua itu perlu latihan dan pembiasaan.

Sebagian Ulama mendefinisikan berpikir sebagai bergeraknya akal dari yang tahu kepada yang tidak tahu untuk dipecahkan. Namun berbeda dengan itu ada sebagian ilmuan yang mendefinisikan berpikir mulai dari yang rendah seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, hingga mengkreasikan.

Untuk menentukan hidup kita, baik memilih pekerjaan, memilih jodoh, memilih ideologi, memilih tindakan dan lain sebagainya perlu pikiran kita sendiri tapi secara bertanggungjwab. Oleh karena itu nanti semua kita secara individual akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Proses pembelajaran di kelas dan di sekolah harus melibatkan daya berpikir siswa serta bukan hanya memberikan informasi pada siswa. Tapi biarkan siswa untuk berpikir sedalam-dalamnya hingga mereka mampu memproduksi pikiran sendiri hingga setelah besar kelak mereka mandiri dalam berpikir.

Berpikir bukan satu-satunya cara untuk mendewasakan siswa tapi juga berimajinasi. Imajinasi sebenarnya juga bagian dari berpikir manusia tetapi imajinasi dapat melibatkan instuisi dan pengalaman manusia sebelumnya. Mengajarkan anak dengan memaksa mereka untuk menerima informasi dari kita dapat mengerangkeng dan memenjarakan pikiran dan imajinasi anak, hingga setelah besar kelak mereka malas dan tidak mau berpikir, yang pada akhirnya menjadi orang yang selalu bergantung pada orang lain.

Penulis : Dr. Srie Muldrianto, M.Pd. (Ketua PC Muhammadiyah Purwakarta)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top